Bimbingan Skripsi Tanpa Kamera
Bimbingan Tanpa Kamera. Gimana ya…
KomunikasiKonsultasi

Senin, 29 Januari 2024, saya sudah ditunggu seorang mahasiswi dari Universitas Gunadarma Jakarta. Tapi kali ini kami bimbingan tanpa kamera.

Jadi, sepanjang hampir dua jam bimbingan itu mahasiswi yang minta bimbingan ini tidak mengaktifkan kameranya. Jadi saya seperti bicara dengan layar kosong. Wkwkwkwkw

Beruntung ia bisa share artikelnya sehingga saya bisa konsen membaca tulisannya. Ya, sedikit menghibur diri.

Alasan bimbingan tanpa kamera ini sederhana. “Kameranya rusak,” katanya. Oke, anggap saja saya terima alasan tersebut sebagai alasan yang logis. Meski di hati ada yang ganjal.

Maksud saya begini…

Anda kan minta bantuan untuk dibimbing. Pengen tahu lebih dalam apakah tulisan yang sudah Anda buat sudah tepat atau masih ada yang kurang. Anda juga ingin menjadikan saya sebagai teman diskusi.

Ya saling menghargai ajalah. Usahakan kameramu dalam kondisi baik sehingga Anda bisa menampilkan wajahmu. Kan, di situ sekaligus kita bisa saling mengenal.

Sejak semula saya membuka kesempatan untuk bimbingan skripsi online ini, sejak detik pertama saya selalu mengaktifkan kamera. Hemat saya, dengan cara itulah saya menghargai lawan bicara saya.

Itulah cara saya mengapresiasi rekan diskusi saya. Walaupun saya baru kenal, tapi kalau saya sudah bersedia untuk berdiskusi maka saya harus siap untuk menunjukan siapa saja.

Dalam kejadian bimbingan tanpa kamera ini, saya jadi berpikir ulang.

Ataukah orang takut menampilkan wajahnya untuk orang yang baru pertama kali mereka kenal? Takut fotonya diambil diam-diam dan disebarkan?

Kalau dasar pertimbangannya adalah ini, bagaimana dengan media sosialmu? Dengan Anda mengunggah video dan foto di media sosialmu, maka dengan sendirinya Anda setuju kapan pun video dan fotomu akan diambil dan bisa saja disebarkan. Lalu bagaimana dongggg….

Jadi, kalau alasannya adalah ingin menjaga privasi, maka itu nonsense.

Saya memang biasa membuat capture dengan teman diskusi saya jelang akhir pertemuan. Tapi saya selalu meminta izin terlebih dahulu untuk mengambil gambar. Dan hampir semua setuju.

Tapi, mari kita kembali. Anggap saja ini hanya kendala teknis. Saya pun menulisnya di sini bukan dalam rangka menyerang atau tidak menghargai teman diskusi saya kali ini.

Hanya ingin mencatat bimbingan tanpa kamera ini agar jadi pelajaran bagi saya sendiri, dan mungkin juga bagi mereka yang akan melakukan diskusi dengan saya di waktu yang akan datang.

Salam dan sukses selalu…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *