Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dalam Kajian Filsafat Komunikasi
FilsafatKomunikasi

Filsafat dipahami sebagai jalan mencari kebenaran. Sebuah ilmu yang menuntun kita untuk mencintai kebijaksanaan. Kebenaran yang menjadi kajian utama filsafat adalah “kebenaran akal”.

Uraian dalam artikel ini akan membahas mengenai tiga aspek fundamental dalam ilmu komunikasi yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Harapannya, kajian ketiga aspek ini dapat mengantar kita untuk semakin memahami hakikat filsafat komunikasi.

Pada intinya, filsafat komunikasi merefleksikan aktivitas komunikasi manusia yang melibatkan komunikator, komunikasi, isi pesan, lambang, sifat hubungan, persepsi, proses decoding dan encoding.

Muhamad Mufid (2009:83) menulis, dari komunikasi yang begitu kompleks dan tidak sederhana tersebut, refleksi komunikasi diperlukan untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas dan komprehensif. Dan refleksi proses komunikasi tersebut merupakan bagian penting dalam disiplin filsafat komunikasi.

Ketika aspek fundamental komunikasi dalam pembahasan ini membantu kita untuk kian memahami apa itu filsafat komunikasi dan nilai gunanya bagi manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan komunikasi dalam membangun dan menata relasi sosialnya.

Pembahasan mengenai ontologi, epistemologi, dan aksiologi ini merujuk pada dua pemikir komunikasi yakni Richard L. Lanigan dan Stephen W. Littlejohn.

Kita akan melihat bagaimana mereka menguraikan ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pembahasan akan setiap tokoh akan dimulai dari penjelasan singkat siapa tokoh tersebut dan bagaimana kontribusinya bagi perkembangan ilmu komunikasi.

Richard L. Lanigan

Richard Leo Lanigan lahir di Santa Fe, New Mexico, AS, pada 31 Desember 1943. Bisa dikatakan, pendidikan intelektual Lanigan secara keseluruhan selalu bersinggungan dengan filsafat dan komunikasi.

Ia meraih gelar Bachelor of Arts (B.A) pada Communicology and Philosophy dari University of New Mexico, Amerika Serikat, pada 1967. Hanya setahun berselang, ia meraih gelar Master of Arts (M.A) pada Communicology dengan peminatan filsafat dari University of New Mexico, Amerika Serikat, 1968.

Tak berhenti di situ, tahun 1969, ia memperoleh gelar Doktor bidang Filsafat (Ph.D) Jurusan Communicology, School of Communication, Southern Illinois University, Amerika Serikat. Gelar ini ia raih di usianya yang sangat muda, yakni 25 tahun.

Sementara Postdoctoral-nya, di bidang filsafat dari University of Dundee, Skotlandia (1970-1972) dan juga tentang filsafat dari University of California, Amerika Serikat (1982). Dan gelar profesornya ia peroleh pada umur 35 tahun.

Dengan demikian, jenjang akademik dan pencapaian Lanigan di bidang filsafat dan komunikasi sangat lengkap.

Kontribusi signifikan Lanigan pada perkembangan ilmu komunikasi dapat kita temukan dalam bukunya, “Communication Models in Philosopy Review and Commentary”.

Dalam buku tersebut ia mengatakan bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

a. What do I know? (Apa yang aku ketahui?)
b. How do I know it? (Bagaimana aku mengetahuinya?)
c. Am I sure? (Apakah aku yakin?)
d. Am I Right? (Apakah aku benar?)

Selain itu, ia juga menulis buku yang membahas tentang fenomena komunikasi. Beberapa buku yang telah ia publikasikan antara lain: The Human Science of Communicology (1992), Phenomenology of Communication (1988), Semiotic Phenomenology of Rhetoric (1984), Speech Act Phenomenology (1977), dan Speaking and Semiology (1972).

Sekarang, mari kita lihat penjelasan Richard L. Lanigan tentang ontologi, epistemologi, dan aksiologi, yang sebagian besar saya sarikan dari buku Etika dan Filsafat Komunikasi karya Muhammad Mufid (2009).

  1. Metafisika (ontologi)

Lanigan menjelaskan bahwa aspek ontologi sama dengan metafisika yang berakar pada pertanyaan ‘apa yang aku ketahui?’. Menurutnya, metafisika adalah studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realitas.

Dalam metafisika, kata Lanigan, kita merefleksikan hubungan manusia dengan alam, sifat dan fakta kehidupan manusia, problem pilihan manusia, dan soal kebebasan pilihan tindakan manusia.

Berkaitan dengan teori komunikasi, metafisika bertalian dengan hal-hal seperti sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam semesta, sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan, dan problem pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku manusia.

  1. Epistemologi

Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia. Epistemologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih mendasar lagi berkaitan dengan kriteria penilaian atas kebenaran.

Dalam epistemologi terdapat beberapa teori kebenaran berdasarkan koherensi, korespondensi, pragmatisme, dan legalisme.

Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah.

Metode ilmiah pada dasarnya dilandasi oleh kerangka pemikiran yang logis, penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran, dan verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.

Lanigan mengatakan, dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemologi berpijak pada salah satu atau lebih teori kebenaran.

  1. Aksiologi

Aksiologi adalah cabang filasafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika, estetika, dan agama. Aksiologi berkaitan dengan cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan. Bagi Lanigan, aksiologi merupakan studi tenang etika dan estetika.

Hal ini mengartikan bahwa aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya.

Masalah ini sangat penting bagi komunikator ketika ia mengemas pikirannya sebagai isi pesan dengan bahasa sebagai lambang. Jadi perlu bagi komunikator mempertimbangkan nilai (value judgement) dari pesan yang akan disampaikan apakah etis atau tidak.

  1. Logika

Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Karena itulah dalam komunikasi, logika amatlah penting karena pemikiran yang akan dikomunikasikan kepada orang lain haruslah merupakan keputusan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis.

Secara ringkas (Mufid, 2009:89), ontologi berkaitan dengan asumsi-asumsi mengenai objek atau realitas yang diteliti. Sementara epistemologi dapat dipahami sebagai proses untuk mendapatkan ilmu. Ini terkait cara, teknik, dan sarana apa yang membantu dalam memperoleh ilmu.

Dan, aksiologi berkaitan dengan posisi value judgment, etika, dan pilihan moral peneliti dalam sebuah penelitian. Ini terkait kegunaan dan manfaat ilmu dalam kehidupan masyarakat.

Stephen W. Littlejohn

Bagi mahasiswa komunikasi Stephen W. Littlejohn bukan sosok baru. Namanya menjadi refren wajib tiap kita membicarakan pengertian komunikasi dan teori-teori komunikasi. Kontribusinya terhadap ilmu komunikasi amat besar, dengan berbagai buku yang sudah ia tulis dan publikasikan.

Salah satu buku yang umum kita kenal dan gunakan adalah buku Teori Komunikasi yang ia tulis bersama Karen A. Foss.

Littlejohn adalah seorang konsultan managemen, mediator, fasilitator, dan trainer. Dia adalah seorang konsultan pada Public Dialogue Consortium dan partner pada Domenici Littlejohn, Inc.

Ia adalah seorang professor komunikasi di Humboldt State University di California, Amerika Serikat, dan Adjunct Professor (sebuah gelar kehormatan) Komunikasi dan Jurnalisme pada the University of New Mexico (us.sagepub.com, diakses 11 April 2023, pukul 20.00 WIB).

Terkait ontologi, epistemologi, dan aksiologi, Littlejohn punya penjelasan sebagai berikut.

  1. Ontologi

Menurutnya, ontologi adalah cabang filsafat yang berhubungan dengan alam, lebih sempitnya alam benda-benda di mana kita berupaya untuk mengetahuinya.

Pada hakitanya, ontologi berkaitan dengan usumsi kita terhadap objek atau realitas sosial yang diteliti.

  1. Epistemologi

Littlejohn menjelaskan bahwa epistemologi berkaitan dengan pengetahuan, atau bagaimana seseorang mengetahui apa yang mereka klaim sebagai pengetahuan.

Epistemologi pada hakikatnya menyangkut asumsi mengenai hubungan antara peneliti dan apa yang diteliti dalam proses untuk memeperoleh pengetahuan.

Berdasarkan keragaman cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut, dan berakar pada standar epistemologi, maka kita mengenal setidaknya ada tiga kategori perspektif atau paradigma dalam ilmu komunikasi.

Ketiga paragima tersebut adalah paradigma klasik (positivisme dan post-positivisme), paradigma kritis, dan paradigma konstruktivis. Perbedaan fokus dan landasan pikiran pada ketiga paradigma tersebut sebagai akibat adanya perbedaan perspektif tentang cara memperoleh ilmu pengetahuan.

  1. Aksiologi

Menurut Littlejohn, aspek aksiologi berhubungan dengan nilai-nilai. Di bidang komunikasi, ada tiga persoalan askiologi, yakni:

a. Apakah teori bebas nilai?

Para penganut perspektif klasik berpendapat bahwa teori dan penelitian bebas nilai. Ia bersifat netral karena berusaha memperoleh fakta sebagaimana tampak dalam realitas.

Sementara di sisi yang lain, sebagian ilmuwan komunikasi (terutama yang berpadangan kritis) berpendapat bahwa ilmu pengetahuan tidak bebas nilai.

Itu karena setiap peneliti dipandu oleh suatu kepentingan dalam cara-cara tertentu dalam melaksanakan penelitian.

b. Pengaruh praktik penelitian terhadap objek yang diteliti?

Persoalan kedua ini berkutat pada pertanyaan apakah para ilmuwan ikut mempengaruhi proses yang sedang diteliti?

Pandangan ini secara tradisional menunjukkan bahwa para ilmuwan melakukan pengamatan secara berhati-hati, tetapi tanpa interpretasi dengan tetap memelihara kemurnian pengamatan.

c. Sejauhmana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial?

Banyak ilmuwan berpendapat bahwa peranan yang sesuai untuk ilmuwan adalah menghasilkan ilmu. Meski ilmuwan lain menentang pendapat ini. Kata mereka, kaum intelektual bertanggung jawab untuk mengembangkan perubahan sosial yang postif.

Simpulan

Merujuk pada pendapat Lanigan dan Littlejohn yang sudah kita bahas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek ontologi selalu berkaitan dengan apa yang kita ketahui tentang sesuatu. Atau apa asumsi dasar kita terhadap sebuah realitas tertentu.

Sementara epistemolgi berakitan dengan cara, metode, atau langkah yang kita tempuh untuk memperoleh pengetahuan. Dalam sebuah penelitian, cara tersebut berkaitan dengan perspektif yang kita gunakan dan teori yang kita jadikan rujukan.

Lantas, aspek kemanfaatan dari sebuah pengetahuan merupakan bagian dari aksiologi. Ini berkaitan dengan nilai-nilai yang hendak ditawarkan oleh sebuah ilmu pengetahuan kepada masyarakat luas.

Littlejohn juga menjelaskan, sebagai seorang intelektual kita bertanggung jawab dalam menginisiasi perubahan sosial ke arah yang positif.

Rujukan

  1. Mufid, Muhammad. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Depok: Prenada Media Grup.
  2. Suriasumantri, Jujun S.. 2007. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  3. Biografi Richard L. Lanigan, https://richardlanigan.academia.edu/. Diakses pada Selasa, 11 April 2023, pukul 13.58 WIB.
  4. Heru. “Ontologi, Epeistemologi, dan Askiologi dalam Filsafat Ilmu”. https://pakarkomunikasi.com/ontologi-epistemologi-dan-aksiologi. Diakses pada Selasa 11 April 2023, pukul 14.20 WIB.
  5. Littlejohn, Stephen Ward. https://us.sagepub.com/en-us/nam/author/stephen-ward-littlejohn. Diakses pada 11 April 2023, pukul 20.00 WIB.

* Ditulis oleh Stefanus Poto Elu, S.S, M.I.Kom, Dosen Ilmu Komunikasi pada Fakultas FISIP Universitas Bung Karno; Alumni Universitas Mercu Buana Jakarta dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Artikel ini dibuat sebagai pegangan dan panduan belajar untuk mahasiswa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *