Pembimbing I vs Pembimbing II
Dosen Pembimbing I vs Dosen Pembimbing II
Konsultasi

Buat mahasiswa/i yang sedang mengerjakan skripsi, hal ini lumrah. Dosen pembimbing I maunya begini, dosen pembimbing II maunya begitu.

Atau, dosen pembimbing I tidak setuju karena skripsi yang ditulis masih banyak yang salah, sementara dosen pembimbing II setuju-setuju saja. Malah dosen pembimbing II bingung kenapa nggak disetujui.

Walau demikian, pakem tidak tertulisnya adalah dosen pembimbing II tidak punya “power”. Dia akan cenderung manut keinginan dosen pembimbing I.

Sebab, kalau dosen pembimbing I tidak tanda tangan, sia-sialah skripsi mahasiswa/i. Bisa berantakan. Secara, dosen pembimbing II lebih seperti “cadangan”.

Buat mahasiswa/i yang kampusnya punya kebijakan dosen pembimbing skripsi dua orang, siap-siap berhadapan dengan situasi seperti ini. Bisa jadi kamu kayak bola pimpong. Ke sana-ke mari nggak kelas.

Sabar… sabar… dan sabar. Hanya dengan kesabaran ekstra, kamu bisa lulus tepat waktu.

Bimbingan skripsi

Baru saja kejadian. 2 Mei 2025 lalu, seorang “anak bimbingan” saya datang dengan keluhan serupa. Kisahnya, Rumusan Masalah pada bab satu yang ia garap tidak disetujui. Katanya semua salah tapi tidak dijelaskan di mana letak salahnya.

Padahal, menurutnya, ia sudah mengerjakan sesuai dengan model Rumusan Masalah temannya, yang sama-sama satu bimbingan dosen itu. Kenapa skripsi temannya disetujui dan punya dia nggak?

Banyangin saja, Rumusan Masalah dimasalahin lagi. Wkwkwkwkw

Ia lalu konsultasi ke dosen pembimbing II; dosennya pun bingung. Seharusnya apa yang ia tulis sudah tepat. Kalau pun perlu diedit lagi paling seputar kalimat. Sementara struktur berpikirnya sudah tepat.

Namun, apa daya. Pembimbing I bilang perlu diubah. Dia bingung, dosen pembimbing II bingung. Apalagi saya?

Saya pun akhirnya minta dia untuk menampilkan skripsinya dan saya coba bantu analisa kira-kira bagian mana yang perlu diedit, divariasi, dan dilengkapi agar bisa memenuhi kemauan dosen pembimbing I.

Bimbingan online yang berlansung dua jam lebih itu diwarnai dengan berbagai cerita. Dari nangis, diskusi serius, cari buku referensi, hingga saya kuatkan supaya terus melangkah maju.

Ini baru Rumusan Masalah di bab I. Masih ada empat bab yang menunggu. Jangan sampai patah di awal.

Beginilah kisah bimbingan online kali ini. Kami masih punya “jatah paket” bimbingan dua kali. Semoga dia tetap semangat untuk menyelesaikan skripsinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *